Kunjungan MADINA ke Saudi
• “Ahlus sunnah wal Jama’ah” didalamnya terkandung dua kata yang tak bisa dipisahkan; SUNNAH dan JAMAAH, saat hanya mendakwahkan untuk mengikuti sunnah, sunnah dan sunnah kemudian melupakan persatuan, jamaah, kebersamaan, ukhuwah dan persaudaraan, bahkan hingga menyalahkan yang lain dan memecah belah makna jamaah kesatuan itu sendiri maka ia tak mungkin bisa terkategorikan ke dalam arti dan makna ini
pun sebaliknya jika hanya mendakwahkan Jamaah, persatuan, kesatuan dan kebersamaan namun melupakan sunnah dan kembali pada ajaran Nabi shalalahu alaihi wassalam yang murni maka juga tak mungkin bisa masuk ke dalam makna kategori ini
Disinilah tawazzun dibutuhkan, intropeksi diri masing masing agar kita bisa berjalan seimbang ditengah tengah, mampu menyeimbangkan keduanya; agar menjadi makna islam utuh yang benar dan sempurna
• Tak perlu heran dengan banyaknya orang orang islam munafik saat ini, bahkan tokoh tokohpun bisa jatuh kedalamnya. Lupakah kita bahwa disisi Sang Nabi yang jelas jelas kenabiannya pun masih juga ada orang orang yang ingkar dan menampakkan kemunafikannya; apalagi dizaman kita yang sudah sangat sangat jauh dari masa kenabian itu
marilah banyak berdoa; jaga akhlak dan adab; sebagaimana Nabi pun mampu bergaul berakhlah dan beradab baik pada orang munafik sekalipun. Jikapun dia hendak menghabisi Abdullah ibn Ubay Ibn salul beliau mampu. Tapi apa nanti yang akan dikatakan oleh orang orang yang tak paham dan tak mengerti; “Muhammad telah membunuh sahabatnya sendiri”, bukankah ini akan menimbulkan kerusakan yang jauh lebih besar lagi?
• Jangan terlalu mudah membawa fatwa fatwa dari sini (saudi) yang terkadang jauh dari fakta/ realita yang ada ditempat antum (indonesia), Alim dan ulama ditempat antum lah yang lebih paham kondisi dan realita dilapangan; dan mampu lebih tepat dalam mengambil kesimpulan
• Imbangi ilmu dengan akhlak dan adab; tanpa itu perjuangan dakwah kita tak akan ada makna dan artinya
• wasiat terakhir dariku (beliau mengutip firman Allah ayat terakhir dari surat Ali Imron) ishbiru, bersabarlah; wa shobiru; kuatkan kesabaran itu; wa roobithu; waspada dan bersiap siagalah selalu; dan yang jauh lebih penting; wattaqullah; jaga diri utk terus bertaqwa dan istiqomah dijalan ini; la-allakum tuflihuun; jika kita ingin menjadi orang orang yang dimenangkan hingga keberuntungan itu mampu kita raih bersama!
(Demikian sedikit dari isi nasihat nasihat Guru kami seikh kami prof Dr. Abdullah Ibn ‘Umar Ad- Dimayji, hafihollahu ta’ala disela sela kunjungan kami dirumah kediaman beliau di Aziziyah- Makkah bersama ustad Farid Okbah , Ustad zulkifli Lc Ma, Ustad Yazid abdul alim (mudir mahad kafilah) dan asatid lainnya)
—-
Beliau juga memberikan banyak sekali buku buku karangan beliau dalam bidang Aqidah pada kami yang kemudian dilanjutkan dengan makam malam bersama juga dikediaman beliau.